ZMedia Purwodadi

Panduan Bijak bagi Orang Tua Yang Ingin Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren

Daftar Isi

Panduan Bijak bagi Orang Tua Yang Ingin Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren

Nuruljanah.com - Musim pendaftaran pondok pesantren telah tiba. Bagi orang tua yang berencana memondokkan putra-putrinya, berikut sepuluh tips penting yang perlu diperhatikan agar keputusan ini menjadi langkah strategis dalam pendidikan dan pembentukan karakter anak:

1. Luruskan Niat


Pastikan niat utama dalam memondokkan anak adalah untuk mendalami ilmu agama (tafaqquh fid-din), sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban syar’i, bukan semata-mata karena faktor duniawi seperti prestise, gengsi, atau sekadar “tempat penitipan anak”.

2. Lakukan Survei dan Pengamatan Langsung


Teliti dengan saksama pondok yang akan dipilih. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Profil Pengasuh dan Guru: Pastikan pemahaman keagamaannya lurus, tidak menyimpang dari ajaran Islam yang benar, serta memiliki integritas dan keterikatan terhadap hukum syariat.

  • Lingkungan Sosial Santri: Perhatikan interaksi antar santri serta antara santri dan pengasuh. Hindari pondok yang longgar dalam menjaga batasan syariat seperti ikhtilat (campur baur) yang tidak perlu, atau kebiasaan tidak menjaga aurat.

  • Kurikulum dan Bahasa: Pastikan pelajaran yang diajarkan mencakup adab, akidah, dan fikih, serta mendukung pembiasaan bahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari.

  • Fasilitas: Fasilitas sederhana tidak menjadi masalah selama mendukung kesehatan, kenyamanan belajar, dan pembinaan mental santri.

  • Jumlah Santri: Jangan terpaku pada jumlah santri. Yang terpenting adalah kualitas pembinaan dan perhatian yang mereka dapatkan.

3. Persiapkan Anak Sebelum Masuk Pondok

  • Luruskan niat anak agar tidak merasa "dibuang".
  • Ajarkan adab dalam menuntut ilmu terhadap guru, teman, dan lingkungan.
  • Bekali kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an.
  • Latih ibadah harian seperti wudhu dan shalat dengan benar.
  • Tanamkan kemandirian agar tidak menyusahkan orang lain.

Intinya: jangan memondokkan anak dalam kondisi “kosong”—terutama dalam hal adab dan kesiapan mental.

4. Perhatikan Kesiapan Mental Anak


Jika anak masih sangat nakal atau belum mampu mengendalikan diri, sebaiknya tunda dulu ke pondok. Pondok bukan tempat “perbaikan cepat” atau pelarian bagi orang tua, melainkan lingkungan serius untuk pembinaan ruhani dan kedisiplinan.

5. Hormati Guru dan Pengasuh


Jangan memperlakukan guru dan pengasuh seperti pekerja yang bisa dikomplain seenaknya. Meski mereka bukan manusia sempurna, kritik dan masukan harus disampaikan dengan cara yang santun dan penuh adab.

6. Jaga Hubungan Baik dengan Guru


Sebagai mitra dalam mendidik anak, guru layak dihormati dan dibantu dalam menjaga kemaslahatan bersama demi tumbuh kembang spiritual anak.

7. Gunakan Harta yang Halal untuk Biaya Pendidikan


Pastikan biaya pondok berasal dari sumber yang halal, dan hindari keterlambatan pembayaran demi menjaga keberkahan makanan dan pembelajaran anak.

8. Perbanyak Doa dan Amalan Khusus


Rutinlah mendoakan anak dalam setiap shalat. Amalan seperti puasa, dzikir istighfar, dan sedekah bisa diniatkan khusus untuk kebaikan anak. Contoh doa:

اللهم إني أشهدك أني راضٍ/راضيةٌ عن ابني/ابنتي ( … ) تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهى الرضا، فاللهم أنزل رضوانك عليه/عليها برضائي عنه/عنها.

9. Bijak Menyikapi Anak yang Mengadu Tidak Betah


Jika anak merasa tidak kerasan, jangan langsung memindahkan pondok. Dukung dan bimbing dia untuk menghadapi masalah dengan bijak. Hidup di pesantren memang mengajarkan kemandirian dan daya tahan menghadapi tantangan sosial.

10. Jaga Adab kepada Guru Sepanjang Hayat


Jangan lupakan jasa guru, bahkan setelah lulus dan menjadi lebih tinggi ilmunya. Tetap hormati mereka sebagai perantara yang menjaga dan menumbuhkan semangat belajar anak hingga mencapai keberhasilannya.

Informasi Seputar Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nurul Jannah:
Hubungi: 081226919030

Posting Komentar